Two paramedics in uniform standing confidently beside a yellow ambulance, ready for emergency response.

Siapa yang Harus Diutamakan Saat Situasi Darurat Terjadi?

Pernah kepikiran nggak, kalau ada kebakaran atau gempa, siapa yang harus diselamatkan lebih dulu?

Di tengah panik, kadang kita bingung menentukan prioritas. Apalagi dalam situasi emergensi, keputusan harus diambil cepat dan tepat — bukan berdasarkan panik atau rasa kasihan semata.

Menurut Palang Merah Internasional, salah satu prinsip dasar dalam penanganan emergensi adalah “prioritas berdasarkan tingkat risiko dan kebutuhan medis.” Jadi bukan siapa yang paling ribut, tapi siapa yang paling butuh pertolongan duluan. Yuk, kita bahas lebih lanjut supaya kamu nggak bingung saat situasi genting datang.

Prinsip Prioritas dalam Emergensi: Siapa yang Didahulukan?

Dalam dunia emergensi, dikenal istilah triase — yaitu sistem klasifikasi untuk menentukan siapa yang harus ditolong lebih dulu berdasarkan kondisi medisnya. Triase biasa digunakan di rumah sakit, tempat bencana, atau lokasi kecelakaan besar.

Berikut urutan umum yang digunakan dalam situasi emergensi:

  1. Korban dalam kondisi kritis, tapi masih bisa diselamatkan
    Contoh: orang yang mengalami pendarahan hebat, sesak napas, atau kehilangan kesadaran. Mereka harus ditangani paling awal karena waktu sangat menentukan nyawanya.
  2. Korban dengan luka sedang tapi stabil
    Mereka bisa menunggu sebentar, karena kondisinya tidak langsung mengancam jiwa.
  3. Korban ringan atau tanpa luka serius
    Tetap butuh bantuan, tapi bisa ditangani terakhir karena tidak dalam bahaya langsung.
  4. Korban yang sudah tidak bernyawa atau mengalami luka parah yang tidak bisa diselamatkan
    Meski terdengar kejam, dalam situasi emergensi massal, prioritas akan difokuskan pada korban yang masih punya peluang hidup lebih besar.

Kementerian Kesehatan RI menyarankan masyarakat memahami prinsip ini agar tidak panik atau salah bertindak saat situasi darurat.

Anak, Lansia, dan Difabel: Apakah Selalu Jadi Prioritas?

Jawabannya: ya dan tidak — tergantung kondisinya.

Dalam emergensi rumah tangga, anak kecil, lansia, dan penyandang disabilitas memang sering menjadi prioritas karena mereka lebih sulit menyelamatkan diri sendiri. Tapi kalau kita bicara soal medis, yang diutamakan tetap yang butuh penanganan segera, bukan berdasarkan usia atau kondisi fisik.

Contoh: jika seorang anak hanya lecet ringan tapi orang dewasa mengalami sesak napas, maka yang didahulukan adalah korban dengan risiko nyawa — dalam hal ini, orang dewasa tadi.

Namun demikian, tetap penting banget untuk melatih anggota keluarga, terutama anak-anak, agar tahu cara menyelamatkan diri dalam situasi emergensi seperti kebakaran, banjir, atau gempa bumi.

Saat emergensi terjadi, tetap tenang adalah langkah pertama yang krusial. Jangan bertindak hanya berdasarkan emosi. Pahami siapa yang dalam kondisi paling mengancam nyawa, dan bantu mereka lebih dulu.

Keputusan yang tepat bisa menyelamatkan banyak nyawa, termasuk dirimu sendiri. Yuk, belajar lagi soal prioritas di situasi emergensi, biar nggak cuma jadi penonton saat bencana datang. (*)

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *